-->

Efek Samping Terapi Choyang

Efek Samping Terapi Choyang

Terapi adalah salah satu cara sembuh dari berbagai penyakit, selain berobat ke dokter. Waktu yang ditempuh dalam proses terapi itu memang cukup lama, tidak seperti obat dari resep dokter yang menyembuhkan dalam tempo sesingkat-singkatnya, singkat menuju sembuh dan singkat menuju sakit lagi. Ibarat orang yang menaiki kendaraan, orang yang menempuh jalan terapi ini seperti menaiki becak, begitu lambat tetapi aman, dan dalam perjalanan itu kita bisa melihat pemandangan suasana sekitar yang bisa menghibur rasa sakit kita. Berbeda dengan yang menempuh jalan operasi atau berobat ke dokter, itu bagai naik motor dengan kecepatan di atas 120km/jam di jalan rawan kecelakaan sehabis hujan tanpa rem depan maupun belakang, dijamin ditilang malaikat ketika sudah selamat sampai kuburan. Di kotaku, ada sebuah tempat terapi yang bisa memanipulasi usia, para manula yang datang ke sana akan tiba-tiba menjadi muda kembali, bahkan manusia purba yang datang ke sana pun akan merasa menjadi anak-anak lagi. Ini memang sulit dipercaya, seperti dongeng atau film layar lebar ciptaan Amerika yang penuh fantasi dan bualan.

Tentu tidak, ini bukan kebohongan, aku melihat dengan mataku sendiri. Oh tidak, bukan, bukan mataku sendiri, ini mata milik Tuhan. Tetapi ini memang benar adanya, orang yang masuk ke sana kebanyakan dari kalangan manusia lama; manusia yang sudah bosan menginap di dunia. Itu terlihat dari cara jalan mereka yang  sudah malas, kulit yang sudah tidak mau kencang lagi, dan gigi yang menolak tumbuh kembali. Biar kudeskripsikan satu persatu dari sekian jenis manusia lama yang masuk ke sana. Spesies pertama, makhluk lama yang urat-uratnya sudah asam, cocok dijadikan bahan pengganti cuka, maksudku makhluk lama ini mempunyai penyakit asam urat, di mana merasa nyeri di daerah persendian. Spesies kedua, makhluk lama yang memiliki berbagai kelebihan, inilah manusia lama yang paling tinggi di antara yang lain; darahnya tinggi, kolesterolnya tinggi, asam uratnya tinggi, dan penyakit lainnya yang membuat mereka lebih unggul dibanding yang lain. Spesies ketiga, makhluk lama yang mengidap penyakit kejombloan luar biasa, bisa jadi duda atau janda, bisa jadi cerai atau Jodi—dalam kurung jomblo ditinggal mati—dibaca cerai mati. Kesepian dan kesenderian yang menyebabkan penyakit muncul di manusia macam itu. Tetapi tidak hanya pada manusia lama, sebab yang muda juga jika ditinggal kekasihnya pasti menderita, dan hal itu bisa berdampak buruk pada kejiwaan, kesehatan, keimanan, kesejahteraan, hingga dapat menyebabkan kanker, impontensi, dan gangguan kehamilan. Intinya awas! Kejombloan membunuhmu. Dan masih banyak spesies lainnya yang tidak dapat kujelaskan, karena keterbatasan riset untuk meneliti mereka satu persatu, dan masih banyak juga spesies yang belum kutemukan. Melihat mereka seperti menziarahi masa kecil kita sebagai seorang manusia yang pernah mengalami masa kanak-kanak.

Dan semua spesies tersebut bisa di temukan di Choyang, sebuah tempat terapi yang bisa memanipulasi usia, di sini tidak ada yang tua, semuanya muda—ini surga yang diciptakan tawa dan bahagia. Bila pagi dan melewati Jalan IR. H. Juanda di kota Cianjur ini, maka terlihatlah mereka sedang menggerakan badan, senam dengan gerakan yang luar biasa apa adanya, terlihat semangat membara di setiap tawanya. Meski pun sudah tua, kekompakannya sungguh tidak diragukan lagi kacaunya, tapi mereka tetap bahagia, bersenam ria layaknya anak TK dan SD yang menggemaskan. Bila sudah selesai, mereka semua masuk ke ruangan. Kemudian ada staff guru datang, mereka menyambutnya dengan tepuk tangan seperti film upin dan ipin. Selamat pagi cekgu! Kurang lebih seperti itu, tapi jangan terkejut, makhluk lama di sini pandai sekali berbahasa korea, mereka menyapa gurunya dalam Bahasa korea. Bahkan, batuk dan kentut pun mereka biasa menggunakan Bahasa korea. Sungguh prestasi luar biasa, yang tidak bisa didapat di daerah mana pun. Mereka biasanya diberi arahan tentang cara menjaga kesehatan dan penyuluhan berbagai penyakit. Sesekali mereka bercanda, dan tertawa. Duh! Lihatlah wajah mereka yang menggemaskan, kulit-kulit keriput yang kembali kencang dalam waktu sesaat karena tertawa dengan keras. Seolah tidak ada beban hidup yang menindih hati dan kepalanya, mereka semua tertawa lepas dan terlihat bahagia, meski masih ada juga yang terlihat murung atau malu, barangkali murid baru yang belum beradaptasi sepenuhnya. Bila selesai pembelajaran, maka mereka akan mulai terapi dengan sesinya masing-masing.

Ada dua alat terkenal di sini, yaitu Choeun Haroo si tukang pijat, dan Choeun Achim si tukang panas. Ada juga frekuensi yang biasa digunakan orang yang stroke. Aku lebih kenal dua alat itu, mereka lebih familiar dan banyak di sana. Choeun Haroo ini tukang pijat yang ulung, ia bisa mengembalikan tulang belakang ke tempat semula, dan beberapa jurus lainnya yang membuat badan sehat dan kuat. Choeun Achim ini tukang panas memanaskan orang, keahliannya mengeluarkan darah kotor melalui keringat, bila orang terlentang atau telungkup di sini, dijamin mandi keringat luar biasa bercucuran sampai ke pantat, ia juga mempunyai jurus lain yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Jika menggunakan frekuensi, badan atau anggota tubuh kita suka gerak sendiri, seperti ada jin yang menggerakannya, ini bukan horror, tidak juga bercanda. Semua alat itu memiliki sebuah batu ajaib, bukan batu ponari, namanya batu superdana. Aku tidak tahu asal muasalnya, sehinnga si Dana bisa menemukan batu super yang bisa berharga sampai puluhan juta dan bermanfaat bagi penduduk dunia. Ampuh terbukti! Banyak orang berpenyakit parah yang tidak jadi operasi, sungguh luar biasa alat tersebut, ternyata tidak jadi operasi karena tidak punya uang yang cukup untuk membiayai. Jangan dulu tertawa, memang benar, banyak orang yang menempuh jalan terapi dan tidak jadi operasi, karena dengan perlahan penyakitnya sembuh.

Bukan hanya karena alat terapi saja, tapi karena staff gurunya yang membuat mereka tertawa setiap hari, sehingga beban pikiran mereka hilang di muka bumi. Ya, menurutku, awal datang penyakit itu dari pikiran dan perasaan yang tidak sehat. Pikiran adalah komando penggerak untuk setiap anggota tubuh kita, dan perasaan adalah hati yang merasakan setiap keadaan. Dan dua hal itu adalah satu kesatuan yang harus tetap sehat. Bila komando penggerak tubuh kita sakit, maka anggota tubuh yang lain juga akan ikut sakit. Bila hati kita sakit, maka setiap keadaan pun akan menjadi sakit. Maka tertawa dan tersenyum adalah obat mujarab bagi mereka yang berpenyakit. Setidaknya jika meninggal, mereka dalam keadaan tersenyum, bukan murung dan melotot karena pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan.

Staff guru di sana bisa sebagai dokter, tempat bercerita, guru, perawat, tukang pijat, tukang lawak, dan lain-lain. Kukatakan demikian, karena memang mereka begitu perhatian terhadap pasien atau tamu yang datang, tidak segan-segan mereka menganggap keluarga. Dan memperilakukan mereka layaknya ibu atau ayahnya sendiri, atau kakaknya sendiri, atau juga pacarnya sendiri. Lingkungan yang sehat tercipta karena keakraban dan kekeluargaan, ini juga mendukung proses penyembuhan. Bagi mereka yang tinggal sendirian di rumahnya, maka Choyang adalah tempat terapi sekaligus panti asuhan, bisa juga jadi tempat hiburan. Berbagai macam tingkah makhluk lama akan terus menghibur di setiap harinya, perilaku kocak yang jarang didapatkan di dunia luar yang penuh gengsi. Ada yang senang berjoged, menyanyi, dan ada yang diam saja—tapi diam mereka pun tetap lucu, wajah imut yang berkerut tidak kusut atau cemburut seperti cecurut atau cangcut, hanya keriput.

Sebenarnya tidak hanya makhluk lama yang datang ke sana, banyak juga dari kalangan ibu atau bapak muda. Karena mereka menyadari pentingnya kesehatan bagi kehidupannya beberapa tahun ke depan. Penyakit tidak hanya hadir di masa tua, tapi juga bisa menyapa masa muda. Ya, seperti seorang remaja yang berkonsultasi, dan ternyata mempunyai kolesterol tinggi. Apakah remaja itu bahagia karena berprestasi dengan mendapatkan kolesterol tinggi? Menurutku tidak, pasti ia kecewa, bayangan menyakitkan tergambar di pikirannya beberapa tahun ke depan. Barangkali nanti ia stroke, atau serangan jantung, syukur-syukur langsung menghadap Tuhan yang Maha Kuasa.

Oh, ya staff guru atau perawat atau pengasuh atau dokter atau apalah mereka yang membimbing di sana, mereka semua masih sangat muda, bahkan lebih muda dariku. Tapi aku salut pada mereka, mereka dengan lemah lembut membimbing dan memperhatikan setiap pasien atau tamu yang masuk. Aku melihat keikhlasan atau ketulusan di wajah mereka. Tetapi sedikit promosi juga terlihat di sana. Maaf, hanya bercanda. Mereka adalah bidadari dan bidadara (ada satu staff laki-laki juga, biar tidak iri) dunia yang ikut memperjuangkan kesehatan para manusia dari serangan para penyakit bertopeng di dunia, yang merampas harta manusia paling berharga, yaitu senyuman dan tawa. Mereka adalah pahlawan yang harus diberi penghargaan oleh negara karena telah memperjuangkan kesehatan rakyatnya, terutama para manula. Tetapi sepertinya negara tidak bangga, mungkin berbalik jadi tidak suka pada mereka, karena dengan kembali sehatnya para manula maka angka kematian di negara ini makin menurun, dan populasi semakin padat. Ah, tetaplah berbaik sangka. Karakter para staff guru sangat beragam, seperti beragamnya ranger di filmnya, salah satunya Wanita Berkolam Airmata—senjatanya ia bisa mengeluarkan airmata kapan saja dan di mana saja. Dan banyak lagi ranger lainnya, aku tidak tahu kekuatan mereka, nanti harus kudata biar bisa dijadikan tandingan film powerranger selanjutnya.

Aku tidak tahu harus menulis apa lagi, aku bersyukur bisa mengenal tempat itu beserta orang-orangnya yang luar biasa. Orang tua yang merasa kembali muda, dan orang muda yang merasa semakin muda, karena memang rata-rata orang tua. Di sinilah orang-orang berpenyakit bisa sembuh karena senyum dan tawa yang menterapi jiwa. Choyang, tempat sehat yang harus kalian kunjungi sebelum ke surga.

Share this: